Minggu, 27 November 2011

Pendidikan Karakter, Mungkinkah???

Dunia pendidikan Indonesia pada tahun 2011/2012 kayaknya mempunyai program spektakuler. Program yang sangat ambisius dengan berbagai alasan normatif yang sangat diidam-idamkan oleh masyarakat luas. Berbagai pelatihan untuk pendidik dilakukan dengan materi yang 90% sama, baik di tingkat Provinsi, Kabupaten maupun tingkat sekolah (MGMP).

Pendididkan Karakter sangat membahana di bumi Pendidikan Indonesia. Hilangnya ciri khas manusia Indonesia kayaknya mau diobati oleh para pendidik. Pendidik diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia seperti para pendahulunya. Sebut saja Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol dan para pejuang yang GAGAH dan BERANI MATI membela negara Indonesia. Yang terakhir, Bung Karno, manusia Indonesia yang diakui kharisma di seluruh daratan bumi ini. Bung Karno dengan kalimatnya "GAYANG MALAYSIA" membikin merinding bulu kudu manusia di negeri jiran. Bung Karni dengan cita-cita, "BERIKAN AKU 10 PEMUDA, AKAN KU KUASAI DUNIA" menjadi ancaman serius bagi negara-negara yang pongah pada saat itu.

Akankah terwujud harapan itu??? kayaknya masih jauh dari kenyataan, betapa tidak, masih banyak masalah moral yang belum beres di antara para pendidik sendiri. Pekerjaan sebagai "pendidik" menjadi rebutan banyak orang, sehingga berbagai cara dilakukan untuk memperoleh perkerjaan tersebut. Untuk mendapatkan "posisi" yang nyaman, diperlukan kompromi-kompromi khusus yang dilakuakn oleh oknum yang bermental BEJAT. Untuk mendapatkan pendapat yang banyak, berbagai proyek menjadi rebutan agar rekening pribadinya GENDUT.


Tidak sedikit pendidikan yang hanya mau beresnya saja dalam mengurus administrasi kepangkatannya. Dengan kepangkatan yang tinggi, dia akan menjadi "raja" baru untuk merampok dana-dana yang dikucurkan pemerintah. Mungkinkah karakter bangsa akan terwujud oleh pendidik seperti itu????

Kamis, 24 November 2011

Benderanya Masih MERAH PUTIH koq....

Mau tahu Indonesia itu kayak apa? Jawabannya hanya satu, kunjungilah Indonesia seutuhnya. Kalau mau tahu Indonesia hanya melihat BALI maka akan terlihat Indonesia kaya akan budaya dengan ketentramannya. Jika mau tahu Indonesia hanya pergi ke JAKARTA, maka akan terlihat Indonesia itu (kayak) negara maju, gedung bertingkat tinggi dan megah, tetapi kemacetan dimana-mana. Tapi Jika melihat Indonesia sampai ke daearah pelosok, contoh pedalaman Kalimantan, maka akan terlihat Indonesia seperti negara-negara di Afrika.

Tanah luas yang hanya ditumbuhi alang-alang membuat orang menempuh perjalanan di jalur itu merinding. Betapa tidak, suasana sepi dan hanya ada satu jalan saja antar saatu kota dengan kota yang lain. Jarang ada orang yang berpapasan dan jarang rumah penduduk. Jika terjadi sesuatu, maka sudah pasti bisa diterka, bantuan akan datang 2 sapai 3 jam baru datang.

Pada saat pertama kali melalui salah satu jalur yang seperti di atas, saya tertegun, jalan seperti kawah gunung Bromo dan Gunung Tangkuban Perahu berjejer rapi bagaikan ada pawai kawah gunung pada saat itu. Tidak mudah seorang sopir mengendalikan kendaraannya agar penumpang bisa menikmati perjalanan. Kejenuhan demi kejenuhan akhirnya mengumpul menjadi satu, sehingga otak ini mengeluarkan pertanyaan nyeleneh, APAKAH INI MASIH WILAYAH INDONESIA? kalau IYA, APAKAH INI YANG DINAMAKAN NEGARA YANG SUDAH MERDEKA dan MENDAPAT GELAR NEGARA BERKEMBANG???

Iyah..... saya yakin Presiden dan wakilnya serta manusia-manusia yang asyik duduk di kursi empuk kantor menteri dan gedung DPR belum pernah lewat jalur itu.... Satu yang meyakinkan saya bahwa jalur itu masih masuk wilayah NKRI, BENDERAnya masih MERAH PUTIH walau sudah suluh dan bagian ujungnya sudah compang-camping dimakan angin....

Indonesia ku.......... maafkan aku tak bisa memberikan yang terbaik untuk mu....

Rabu, 16 November 2011

Behaviorisme: Pengkondisian Bukan Pemaksaan

Salah satu teori pembelajaran adalah Behaviorisme. Teori pembelajaran kuno ini mulai terkikis oleh jaman. Seperti pada bidang politik, nasib teori ini tidak jauh berbeda. Ketika "penguasa" baru terpilih dan berkuasa, maka nasib "penguasa" yang lama tidak menentu, dihujat, atau bahkan dianggap sebagai biang keladi semua permasalahan yang ada.

Munculnya teori-teori baru dalam bidang pembelajaran, Behaviorisme mulai menuai "kambing hitam" dari jegagalan pendidikan di negeri ini. Mulai dari objek penelitiannya yang menggunakan hewan sampai pada pengaplikasiaannya di lapangan yang salah oleh oknum-oknum yang mengaku ahli pendidikan/pembelajaran.

Behaviorisme dianggap sebagai biang keladi tidak majunya pola pikir rakyat di negeri yang telah dijajah lebih dari 350 tahun ini. Rakyat yang setiap harinya menikmati berita "pembodohan" dari media-media miskin ilmu semakin terpuruk pada landasan yang paling bawah. Sinetron pembodohan, pemberitaan kriminal yang buat merinding bulu kudu, dan berita korupsi yang bikin ngiler penikmatnya menjadi santapan setiap saat.

Sebetulnya semua itu adalah teknik yang dilakuakn oleh para peneliti Behaviorisme. Mereka melakukan pembiasaan pada objek penelitiannya. Mereka tidak melakukan kekerasan/kriminal pada objek penelitian. Mereka tidak memberikan contoh yang membodohkan pada objek penelitian.

Seharusnya kita memberikan teladan yang baik. siswa di sekolah hanya sekitar 3 jam saja (yang efektif), sedang mereka bisa samapi lebih dari 5 jam berada di depan televisi dengan pengkondisian yang sempurna. Sedangkan di sekolah, siswa mendapat pemaksaan untuk menjadi manusia yang berilmu dan bermutu.

Semoga menjadi renungan semua yang peduli pada generasi penerus bangsa ke depan.

Selasa, 08 November 2011

Kegagahan Sang Ayam JAGO

Dalam hidup, siapa yang tidak ingin terlihat gagah dan menjadi perhatian orang lain. Banyak orang yang menghamburkan uangnya demi meraih kegagahan yang diinginkannya. Mulai dari memoles mahkota (rambut) sampai ujung kukunya. Semua dilakukan demi mendapat pujian dari orang lain. Kegagahan yang diinginkan merupakan kegagahan yang bersifat sementara alias tidak kekal. Kegagahan yang diraihnya adalah kegagahan yang dunia saja.

Seekor Ayam Jago akan terlihat gagah ketika dia memiliku cengger dan jalu yang mantab. Mahkota ayam jago(cengger) yang terlihat merah merekah dan berdiri tegak bagaikan mahkota emas sang raja. Sedangkan jalunya akan nampak seperti pedang sang ksatria tanpa tanding. Bulunya terlihat mengkilap nampak seperti baju baja sang pangerang perang yang sedang bertempur di medan perang.

Mungkin seperti itulah keinginan banyak manusia biar terlihat gagah. Perbedaannya adalah ayam jago mendapatkanya tanpa perlu datang ke salon atau pusat skin care atau tempat lainnya alias GRATIS diberikan cuma-cuma oleh ALLOH SWT, Sedangkan manusia harus menghabiskan uang yang cukup banyak dalam memperolehnya.

Kemarin, ketika saya melihat Ayam Jago tanpa EKOR, ternyata semua kegagahan ayam jago hilang tanpa bekas. Sang ayam jago seperti ayam BANCI yang tidak bisa berbuat apa-apa (tidak bisa pergi ke SALON untuk memasang EKOR palsu). Ketika salah komponen kegagahan pada ayam jago, ternyata mengakibatkan semua komponen yang ada tidak ada artinya. Ada sebuah pelajaran yang berarti dari hilangnya EKOR ayam jago tersebut.

Ketika manusia hanya memperhatikan kebutuhan dunianya, maka sebetulnya dia tidaklah gagah seperti apa yang diharapkan. Masih ada kebutuhan rohani yang perlu diraih untuk mencapai kesempurnaan. Ada peringatan dalam mencapai kebutuhan rohani tersebut. JANGAN TERJERUMUS PADA TATARAN FISIK. Ketika manusia memenuhi kebutuhan rohaninya pada tataran fisik, dia akan mengalami kebosanan dalam beribadah........

Saudara qu... Ayo selalulah belajar untuk beribadah yang benarrr....

Aliran Sesat Bermula Dari ILMU SESAT

Aliran Sesat, dua suku kata yang membuat bulukudu merinding dan tegak berdiri. Jika mendengar kata tersebut maka yang ada di benak ini adalah sekumpulan orang yang berbuat salah dalam melaksanakan "ritual" suatu agama. Aliran sesat yang akhirnya ini semarak dibahas adalah AHMADIYAH. Aliran membuat beberapa orang muslim menjadi berang karena dibikin resah dalam kehidupan beragama. Hal ini disebabkan anggota AHMADIYAH mengaku orang Islam tetapi pelaksanaan ibadahnya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Keadaan ini menjadi kacau ketika semua diselesaikan dengan cara anarkis. Banyak korban fisik yang jatuh "bergelimpangan" karena membela masing-masing pendapatnya. Aliran yang dipimpin LIA EDEN juga merupakan aliran yang dinyatakan sesat oleh MUI.

Gus Dur, manusia yang diberi predikat sebagai bapak liberal, menuai getahnya gara-gara pendapatnya yang dipublikasikan di media massa. Gus Dur dengan gaya santai berpendapat bahwa yang tahu sesat atau tidaknya suatu aliran ini adalah ALLOH SWT. "Gitu saja kok repot", dengan nada cuwek membuat panas dan merah telinga orang yang spaneng dalam menanggapi sesuatu. Gus Dur.... Gus Dur.... Gitu saja kok repot sih....

MUI yang selama ini menangani kasus ALIRAN SESAT juga menuai banyak kritikan. Banyak yang berpendapat bahwa MUI kurang sigap dalam melihat situasi yang sedang berlangsung di masyarakat. Keterlambatan MUI dalam memberikan FATWA terhadap beberapa ALIRAN SESAT yang ada mengakibatkan masyarakat mengambil tindakan sendiri dalam menangangi ALIRAN SESAT tersebut.

Apa penyebab timbulkan ALIRAN SESAT? tak lain adalah pemahaman dan penafsiran ilmu yang sesat. Kelebihan AKAL yang dikaruniakan oleh ALLOH SWT kepada mahluk yang bernama manusia tersebut membuat manusia leluasa dalam menafsirkan segala sesuatu. Manusia yang mengandalkan AKAL dalam perbuatannya akan terjerumus dalam keterSESATan yang abadi.

Sebut saja ALIRAN KORUPTOR, manusia-manusia pelaku korupsi sebetulnya telah menjadi pengikut ALIRAN yang bernama ALIRAN KORUPTOR. Aliran ini sebetulnya merupakan ALIRAN SESAT gara-gara ILMU EKONOMI yang dipelajaran dengan tujuan untuk kebaikan bersama ternyata disalahgunakan untuk kebaikan pribadi (individu) atau golongan. Akan tetapi Aliran ini tetap saja JAYA di BUMI INDONESIA ini.... Koruptor...Koruptor.... Kapan engkau akan sadar..........

Oleh sebab itu, hati-hatilah dengan ilmu yang sedang kita pelajari, jangan sampai kita mensesatkan ilmu yang kita pelajari...........

Jumat, 04 November 2011

Belajar Dari Anak Usia TK

Ilmu bisa berasal dari aman saja, Sebut saja pengalaman saya yang satu ini. Kemarin sore, ketika saya berkunjung ke tetangga untuk minta air akan memasak, saya disambut oleh anak tetangga itu yang masih berusia sekitar 4 tahun (kalau info dari ibu, kurang dari 4 tahun). Sang anak marah-marah karena dibangunkan tidur dan disuruh mandi. Sang anak melempar yang ada didekatnya. Dapur yang bergandengan dengan tempat istirahat keluarga langsung berantakan.

Setelah agak reda, sang Ibu mengajak bocara anaknya dengan nada menggoda, "Mang gitu yang di ajarkan guru tadi pagi ya...." kata sang Ibu. Si anak diam saja dan memainkan barang yang masih dipegangnya. Disusul oleh sang Ayah mengajak bicara si anak, "Tadi, Ais blajar menyanyi pak Joko..." kata si Ayah. TK di pedalaman ini terkenal dengan materi pelajaran yang "HEBAT". Betapa tidak, anak seusia TK telah diajarkan operasi penjumlahan dan pengurangan samapi bilangan puluhan. Padahal anak usia TK itu masih masa bermain.

Ketika mendengar anaknya diajar menyanyi, saya menjadi terkejut (aneh... sesuai yang benar malah mengejutkan, ANEH atau LUCU). Kembali sang Ibu menyambung pembicaraan tersebut tersebut dengan beberapa kejadian yang terjadi di TK dan dibawa ke rumah. Ternyata yang paling mengesankan bagi sang anak adalah bahasa kemarahan SANG GURU. Si anak sering menirukan gaya guru marah mempraktikkannya di rumah. Sang Ayah dan sang Ibu menjadi murid dan si anak menjadi guru yang sedang marah.

"Ayah, ayo diam....", "Ibu.... Tangannya di atas meja", "Ayo anak-anak.... jangan ramai saja". Itulah beberapa bahasa yang sering dipraktikkan si anak di rumah. Sungguh menjadi apakah anak TK yang diajarkan dengan gaya seperti itu. Apakah itu Pendidikan Karakter dan Budaya Bangdsa yang mau di terapkan???

Chayo Indonesia...............

Selasa, 01 November 2011

Bahaya Western Attitude

Sudah lama saya tidak nonton acara TV (bahasanya pake "nonton acara TV" bukan "nonton TV" karena kalau nonton TV sudah tiap saat, tapi hanya TV-nya saja, g ada gambarnya). Kali ini ada kesempatan untuk menonton TV sampai pagi. Hal ini karena ada kegiatan MGPM dan ada fasilitas penginapan, TV dan listrik 24 jam (kalau dikampung listrik hanya 5 jam saja itu pun pada malam hari). Kesempatan ini tidak disia-siakan, kali ini TV malah yang nonton saya tidur. he he he he.......

Ada hal yang miris dalam perasaan dan pikiran ini. Setiap menonton iklan yang di tayangkan oleh stasiun TV, ada hal yang sudah menjadi kebiasaan, pola pikir, dan sikap yang sama. Hal ini mungkin dianggap sudah biasa oleh penonton TV yang tidak peduli dengan sikap generasi penerusnya.

Apa yang membuat miris hati dan otak tersebut? Hampir setiap iklan yang muncul ada gambar ilmuwan dari negeri barat. Entah diamengaku PAKAR, DOKTER AHLI, PROFESOR, atau yang lainya. Dengan berpakaian jubah putih dan gaya yang meyakinkan, mereka menjelaskan kelebihan produknya dilengkapi dengan logat bahasa Indonesia "pelo".

Apa kira-kira imbas bagi generasi muda? sikap pesimis untuk menjadi ilmuan. Muncul pola pikir "mengapa yang muncul di iklan hanya ahli-ahli dari barat? bukan orang Indonesia? berarti orang Indonesia tidak (belum) mampu untuk menjadi seorang ahli/ilmuwan?". Generasi penerus akhirnya akan menjadi penikmat produk-produk yang ditawarkan (memeng itu yang menjadi harapan produser produk tersebut). Mereka akan meremehkan produk Indonesia yang tidak memakai tenaga ahli dari barat.

Anjuran berbagai orang-orang terkemuka di negara ini akan menjadi sia-sia lagi. Padahal UKM yang ada di Indonesia cenderung menggunakan tenaga ahli dari dalam negeri dengan produk 100% asli Indonesia. Generasi penerus akan menjadi orang yang terjajah oleh iklan-iklan tersebut, padahal belum ada KEPASTIAN bahwa ahli yang ada di iklan tersebut adalah benar-benar seorang AHLI atau hanya seorang artis iklan yang dibayar untuk memerankan seorang AHLI dalam bidang tertentu.

AYO..................KITA PASTI BISA.............

Senin, 31 Oktober 2011

Mencari Ide Menulis Karya Ilmiah

Kewajiban guru pada akhir-akhir ini semakin berat. Guru diwajibkan untuk membuat karya tulis ilmiah. Karya ilmiah bisa berupa hasil penulisan, artikel, resume, atau kajian kritis. Kewajiban ini harus bisa dikuasai oleh guru mulai sekarang karena pada tahun 2013 aturan ini sudah diterapkan. Tuntutan ini membuat kelabakan sebagai besar guru, terutama guru yang sudah menerima predikat guru berSERTIFIKAT. Guru yang "terpaksa" menerima predikat tersebut mencari cara bagaimana membuat karya ilmiah yang mudah.

Bagaimanakah cara mudah? Banyak widyaiswara (WI) yang mengajarkan untuk membuat karya ilmiah dengan melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). PTK yang adopsi dari negara luar tersebut diterjamahkan dalam berbagai versi, sehingga antara satu WI dengan WI yang lain bisa saja berbeda penyampaian dan pemahamannya. PTK menjadi ujung tombak guru dalam meningkat profesionalismenya dalam memberikan pengalaman pada siswa-siswanya. Akan tetapi, "pengagungan terhadap PTK menjadi bumerang bagi pemahaman guru. Guru berpendapat bahwa PTK adalah satu-satunya cara untuk membuat karya ilmiah dan meningkatkan profesionalimenya. Hal ini seharus sudah bisa dideteksi oleh para pengembang keprofesionalismean guru.

Khusus untuk daerah pedalaman seperti tempat tinggal penulis, membuat PTK mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang paling utama adalah buku sumber atau literatur atau daftar pustaka untuk kajian pustaka dan memperkuat topik penelitian. Minimnya buku "bergizi" yang beredar di daerah pedalaman, seharusnya menjadi kajian bagi pemerintah dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. Jika hal ini ditanyakan kepada instruktur, maka jawabannya adalah MEMANFAATKAN INTERNET. Akan tetapi jawaban tersebut tidak memuaskan, hal ini disebabkan informasi di internet masih perlu dipertanyakan. Banyak sumber di internet yang belum valid karena isinya yang masih asal-asalan.

Hambatan ini menjadi penyebab hambatan pokok manusia yang profesional, yaitu mencari ide tema yang akan dibuat karya ilmiah. Ide akan muncul jika seseorang sudah mempunyai banyak informasi baik yang diperoleh dari membaca atau dari pengalaman pribadinya.

Ayo perbanyak infomasi agar IDE MENULIS KARYA ILMIAH mudah didapat!!!!!!!!.......

Minggu, 30 Oktober 2011

Metode CERAMAH Masih Nomor 1

Berbagi pembaharuan dalam dunia pendidikan akhir-akhir ini dilancarkan dengan dahsyatnya. Mulai dari calon guru (mahasiswa Kependidikan) samapi dengan guru senior dilatih untuk menjadi tenaga pendidik yang PROFESIONAL. Pendidikan dan latihan menjadi ajang proyek para pembicara dan para pesertanya. Sedangkan hasil yang dibawa pulang hanyalah sekitar 10% saja.

Menagapa hanay 10%? Setiap mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan, setiap ada pertanyaan terkait dengan kebijakan pihak dinas maupun sekolah (KS), maka jawaban yang diberikan adalah itu tergantung pada pimpinan yang bersangkutan. Hal ini memperlihatkan bahwa masih banyak missconception maupun misscomunication yang ada antara keidealan dengan pelaksanaan di lapangan.

Yang lebih parah lagi, sejak lama mahasiswa kependidikan maupun guru dicekoki berbagai metode pembelajaran yang kabarnya konstruktivis, lebih modern dan lebih yahuiiiiiiiiiiii.......... Akan tetapi, pada pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, pembicara hampir 100% menyampaikan materinya dengan metode caramah, yang kabarnya merupakan metode pembelajaran kuno, kadaluarsa, dan sudah tidak layak lagi.

Dalam waktu 30 menit, mata ini sudah mau tertutup saja.... MAAF kan pak guru ini anak ku.......... Saya telah membuat sekolah seakan-akan tempat untuk tidur saja.... semoga saya bisa mengaplikasikan ilmu yang saya dapat dari pematari yang tidak konsisten ini.....

Jumat, 28 Oktober 2011

Belajar Untuk BERKOMPROMI

Salah satu syarat wajib untuk menduduki kursi "empuk" bagian fungsional dalam setiap "organisasi" adalah masa bakti dalam waktu tertentu. Aliran pikiran positif berpendapat bahwa dengan masa bakti tertentu tersebut, colan fungsionaris tersebut telah mendapat ilmu yang layak untuk menjadi orang-orang penting. Modal "ilmu" tersebut akan menjadi jaminan bagi keberlangsungan dan kemajuan organisasi. Ilmu atau berbagai pengalaman yang telah di dapat selama masa bakti menunjukkan keloyalan terhadap organiasi dan memberikan kepercayaan banyak orang untuk memilih "dia" menjadi seorang pengurus/fungsionaris.

Aliran pikiran negatif berpendapat bahwa masa bakti memberikan kesempatan kepada calon fungsionaris untuk mendapat "ilmu yang tidak beres". Memang pada kenyataannya, berbagai ilmu bersliweran di sekitar kita. Entah itu ilmu yang baik maupun ilmu yang tidak baik. Apa ilmu tidak beres yang telah diperlajari dalam masa baktinya? Ilmu BERKOMPROMI. Ilmu ini menjadikan organisasi seakan-akan maju tetapi sebenarnya lemah. Lihatlah organisasi yang bernama Republik Indonesia ketika dipeagang pemimpin oleh pemimpin bernama SOEHARTO. Organisasi tersebut terlihat berkembang bahkan sudah maju, akan tetapi setelah sang pimpinan turun, bayi yang belum lahir saja sudah menanggung hutang.

Dalam organisasi yang lebih kecil, ilmu BERKOMPROmi harus dikuasai dengan baik. Jika tidak menguasai ilmu terbut, maka akibat yang fatal siap menghempas organisasi yang dipimpinnya. Ilmu kompromi yang paling dahsyat dalam bidang keuangan. Dalam era kapitalis ini, uang sudah menjadi segalanya. Uang bisa menjadi pelicin lantai, uang bisa jadi sumpal mulut, uang bisa mengobati mata merah menjadi mata berwarna hijau. Uang juga bisa jadi badai salju, bisa jadi gelombang tsunami atau menjadi lahar panas dari gunung nomor satu di dunia yang meletus.

Rakyat yang di bawah ini yag menerima ampasnya. Semua sudah dikompromikan dan semuanya telah habis tinggal ampasnya. Hanya Ikhlas Beramal saja yang menjadi dasar mereka untuk menerima semua........ Semoga semuanya BAROKAH.... walau telah tinggal ampasnya.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Generasi "bukan bang toyyib"

Beberapa hari lalu saya melakukan perjalanan dari kota Malang ke kota Probolinggo. Karena keadaan memungkinkan untuk naek bis biasa (he he he... kok malah bis biasa dari pada bis PATAS?), maka saya milih bis biasa tarip biasa dengan fasilitas lumayan. Apa maksud dari kondisi menungkinkan itu? ya, saya milih bis biasa karena keadaan penumpang tidak terlalu rame dan saya lebih suka bis biasa karena saya pasti dapat banyak ILMU dalam perjalanan. Dalam bis biasa, biasa saya dapat ilmu dari penumpang lain, berbeda dengan bis PATAS yang cenderung individual dan tidur nyenyak di kursi yang empuk.

Pada saat melewati pasar LAWANG, ada anak kecil yang berdiri di samping saya. Kondisi anak itu kurang terawat, terlihat rambutnya kusut dan wajahnya belepotan dengan kotoran debuyang menempel. Setelah melihat secara seksama, baru saya tahu kalao anak itu ada seorang pengamen. Iya......... pengamen sekita usia 4-5 tahun. SUBHANALLOOOH.... Otak saya berpikir dan menganalisis jauh untuk menebak-nebak bagaimana kondisi anak ini besok dan bagaimana nasih negara ini jika generasi kecilnya sudah menjadi pengamen sejak usia dini (BALITA).

Lamunan saya buyar ketika balita tersebut sampai pada bait:

sudah tunggu saja diriku di rumah
jangan marah-marah, duduk yang manis ya
aku lagi sibuk sayang, aku lagi kerja sayang
untuk membeli beras dan sebongkah berlian

waowwwww..... seandainya dia tau makna dari lirik tersebut, pasti dia akan mikir.... Sudahkah waktunya untuk ku bertanggung jawab membeli beras untuk makan? Begitu pun seandainya ada pegawai pemerintah yang bekerja di bagian DINAS SOSIAL, pasti dia kan meneteskan AIR MATANYA mendengar kata-kata tersebut keluar dari seorang BALITA.

Suara dengan pengucapan kata-kata yang di pas untuk didengar ters mengalir tanpa hambatan. pikiran ini juga terus mengalir, tetapi tak ada solusi yang diperoleh. Hanya doa yang bisa diucapkan oleh suara lirih dalam dada.....

Semoga semua akan berjalan baik-baik saja....

Kamis, 09 Juni 2011

Terima Kasih....

Alhamdulillahhhh... kata ini identik dengan ucapan terima kasih seorang hamba kepada Sang Khaliq. Benar kah pernyataan saya ini???? Saya pribadi kurang tahu, yang jelas ucapan itu mengalir begitu saja ketika saya mendapat sesuai yang menurut saya baik. Tetapi ketika saya mendapat sesuatu yang kurang baik, secara samar-samar saya masih mengucapkan Alhamdulillah, tetapi dalam dada ini masih ada yang mengganjal???

Apa yang mengganjal??? adakan kayu balok atau batu yang menghalangi ucapan saya tadi biar bisa mengalir seperti air yang melewati selang??? saya juga nggak tahu, apa yang mengganjal itu. Yang jelas ganjalan itu cukup untuk membuat diri saya menjadi nggak enak badan, panas-dingin; senyum yang cemberut; tegak tapi sebetulnya layu.

Berbeda dengan kalau saya berterima kasih sesama hamba. Ucapan itu pasti mengalir dengan aliran yang sangat deras. Kalau pun ada ganjalan, maka umpatan lah yang akan mengalir dengan deras. Umpatan yang membikin dada ini semakin bergetar seperti diguncang oleh gelom tsunami maha dahsyat.

Bagaimanakah berterima kasih yang benar? Ketika yang mendapat kata itu dari hamba yang lain, saya merasa di atas awang-awang, terbang ringan bersama awan putih yang selalu terlihat ceria. Terkadang terbang bersama, terkadang berlarian saling kejar tuk menikmati kebebasan yang diberikan Sang Khaliq.

Apa sebenarnya yang terjadi???

Selasa, 24 Mei 2011

Kiamat 20 - 12 - 2012 Menggunakan Hitungan Matematika

Ada-ada saja topik untuk menyegarkan urat mata malam ini. Disaat browsing tentang karya ilmiah matematika, berbagai situs berebutan untuk menampakkan diri dan meminta untuk di pijet (baca: klik). Tak ayal lagi, mata yang sudah tinggal 7,5 watt ini dipaksa untuk melakukan kontraksi sampai 60 watt (menurut informasi 60 watt ukuran normal untuk mata yang sedang dipakai belajar). Berbagai bahasa pun muncul sampai otak ini bingung memilih dan memilah huruf untuk dirangkai menjadi kata-kata yang penuh makna.

Beberapa hari yang lalu (masih bulan Mei 2011) saya dihubungi oleh teman dari tanah seberang sana (pulo Borneo) melalui sms. Dia bertanya, "Pak, gimana hitungan kiamat tanggal 20-12-2012 menggunakan rumus Matematika?". Karena teman ini sukanya usil sama teman yang lagi menikmati kebahagian, saya jawab aja dengan sekedarnya, biar dianggap masih memperhatikan teman yang lagi ada di pedalaman hutan tropis.

Ternyata dia memaksa saya untuk menjawab pertanyaannya. Langsung saja saya jawab "tambahkan aja bilangan 1 sampai dengan 2012, nanti sampean dapat angka ajaib." Ternyata dia masih tidak puas juga. Akhirnya saya biarin aja sms-nya, tidak saya jawab. Beberapa menit kemudian datang lagi sms ke HP saya. Ternyata murid saya mengirim SMS dengan pertanyaan yang sama. Sang murid memang terkenal pandai dalam berhitung. Nasibnya lebih tragis lagi, sms murid tersebut tidak saya gubris sama sekali.

Malam ini (tepatnya dini hari kali yach...) saya mendapat video youtube yang menjelaskan perhitungan kiamat menggunakan rumus "matematika" dan diperoleh tanggal 20-12-2012. Kata matematika saya kasih tanda petik karena saya belum pernah menemukan rumus aneh tersebut. Beberapa keanehan (mungkin ketidakkonsistenan atau malah ketidakvalidan) rumus tersebut adalah :
1. mengapa n = 0? jika n = 0 akibatnya 0 pangkat 0 hasilnya adalah tidak terdefinisikan,sehingga tidak akan menghasilkan apa-apa, sedangkan pada video tersebut 0 pangkat 0 hasilnya 1 (salah)
2. bagaimana jika n = 1; n = 2; n = 3; atau untuk n yang lainnya? ==>> akan diperoleh tanggal dan tahun yang berbeda-beda, apakah kiamat akan terjadi beberapa kali?
3. pada hitung tersebut, tepatnya pada baris ketiga, secara tiba-tiba muncul 9 sebagai pembagi 20122012, mengapa bisa seperti itu? mengapa tidak dibagi 2, 3, 4, atau 7 atau berapalah....

Saya kurang tahu apakah pembuat video tersebut sudah paham akan aturan-aturan yang ada pada MATEMATIKA atau hanya sekedar mencari sensasi saja. Banyak kejanggalan-kejanggalan yang tidak bisa saya tuliskan tetapi bisa saya sampaikan secara lisan, dan hal ini tidak mungkin di blog saya sangat sederhana ini.

Satu keyakinan saya, Kiamat urusan ALLOH, kita sebagai hamba hanya bisa nrimo. Yang penasaran dengan video tersebut silahkan cari menggunakan bantuan abah GOOGLE dengan kata kunci kiamat-2012. Selamat pagi Indonesia ku....

Catatan dari MTD (Malang Tempo Doeloe) VI - 2011

Udah 6 tahun acara akbar kota Malang ini diadakan. Malang Tempo Doeloe merupakan acara tahunan yang akan selalu yang akan didambakan oleh setiap pencinta acara jadul. Betapa tidak, acara yang menyajikan kisah-kisah kalsik jaman dulu mempunyai kesan tersendiri. Dari makanan, minuman, sajian, pertunjukkan, pakaian,.... pokok e semuanya deh....

Saya kurang tahu, MTD keberapakah saya tidak hadir untuk meramaikan acara kabar kota Malang ini. Yang jelas pada edisi ke-6 ini, saya "terpaksa" datang utnuk mencicipin nuasa klasik Indonesia. Saya diajak murid-murid SMA Surya Buana untuk bersama-sama hadir dan mencari sesuatu yang baru.

Tak ayal lagi..... ada sesuatu yang menggetarkan hati ini. Nggak tau apa itu.... Semua terasa mengalir mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Tak terasa, aliran itu berlanjut ke aliran air mata. Saya sendiri kaget, ada dengan saya???? Saya menjadi ingat teman-teman seperjuangan yang ada di pulo sebrang sana, pulo Borneo. Sejak saya pulang tanggal 7 Mei 2011 kemarin, saya mendapat kabar kalau listrik desa mati dan kampung menjadi gelap gulita. Melihat lampu teplok yang dinyalakan oleh beberapa stand (stand ESIA, yang saya lihat udah nyala), saya tambah haru dengan teman-teman di Desa Terawan, Kab. Seruyan, Kalteng. Ternyata di Malang kejadian ini terjadi pada jaman dulu, pada kenyataannya, di bumi pertiwi yang lain, masih terjadi pada abad ke-21 ini, tepatnya tahun 2011. Jamannya sudah Android n Ipod n Ipad....

Ketika melewati salah satu panggung pertunjukkan, beberapa anak muda dengan berbagai model pakaian, melakukan tarian dan melatih pengunjung yang mau tahu tarian tersebut. Tarian tersebut saya lihat seperti tarian dari tanah Arab. Teringat otak pada kejadian-kejadian yang dialami kang A. Fuadi ketika menuju Kanada. Bertambahlah rasa haru itu dalam dada ini. Emmmmm............ mengapa jadi kayak gini.

Dulu ketika MTD-MTD sebelumnya, semua saya rasakan dengan sukacita. Ada sebuah kebanggaan yang menyatakan bahwa sekarang Indonesia sudah MERDEKA dan ada pernyataan, "goodbye jaman dulu, semua kesusahan mu g akan pernah aqu rasakan di jaman yang sudah berperadaban ini". Tetapi ternyata tidak, Indonesia belum merdeka seutuhnya. Kemerdekaan Indonesia masih parsial dan perlu usaha keras agar kemerdekaan seutuhnya bisa tercapai.

Siapakan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia seutuhnya??? yang jelas tidak mungkin orang-orang yang memikirkan bagaimana cara mengeruk uang negara demi mengisi saldo-saldo tabungan/deposito mereka. Baik pihak pemerintah maupun dewan tidak ada niatan baik untuk kemerdekaan Indonesia seutuhnya. Hanya segelintir orang yang mau berjuang, yang notabene, mereka orang-orang kecil yang tidak punya suara secara nasional... Kapan Indonesia Merdeka Seutuhnya??? bandingkan aja dengan MTD, kalau masih ada wilayah Indonesia yang kayak MTD, berarti Indonosia belum MERDEKA....

Jumat, 20 Mei 2011

Rusaknya Pembelajaran Matematika Di Sekolah

Matematika merupakan pelajaran yang melatih nalar berpikir orang yang mempelajarinya. Bagaimana jika nalar itu tidak dimiliki setelah belajar? Jawaban yang jelas dan pasti adalah orang tersebut belum berhasil dalam belajar matematika.

Di dalam kelas, seorang guru seharusnya mampu menjadi fasilitator bagi siswanya untuk berlatih nalarnya. Sudah bukan jamannya lagi seorang guru hanya memberikan latihan soal tanpa makna (tidak melatih nalar siswa). Dengan demikian siswa akan benar-benar menjadi manusia yang siap bersaing dalam era globalisasi ini.

Mengapa harus nalar? Iwan Pranoto, dosen Matematika IPB menjelaskan bahwa tim gabungan antara Departemen Tenaga Kerja AS, Massachussets Institute of Technology (MIT), dan Universitas Harvard, melakukan sebuah studi bersama untuk memahami kebutuhan kecakapan untuk masa depan. Peneliti Richard Murnane (Guru Besar Bidang Pendidikan Universitas Harvard) dan Frank Levy (Guru Besar Ekonomi Urban MIT) mendata kecakapan-kecakapan mana yang memiliki kecenderungan meningkat dan menurun kebutuhannya.

Satu kecakapan mental yang memiliki kecenderungan kebutuhan meningkat paling besar adalah expert thinking. Kecakapan mental expert thinking ini tepatnya adalah kecakapan memecahkan masalah yang belum ada jawabnya berdasarkan aturan atau rule-based solutions. Ini adalah jenis kecakapan mental untuk memecahkan masalah yang belum ada rumus pintas untuk menjawabnya.

Guna menumbuhkan kecakapan mental itulah, peran pembelajaran Matematika di abad ke-21 menjadi sangat penting. Melalui pembelajaran Matematika di sekolah, kita juga berharap anak-anak kita menyuburkan sikap yang mendukung expert thinking, seperti tak gampang menyerah, gigih, menikmati proses pemecahan masalah, ingin tahu, percaya diri dalam bermatematika, senantiasa mencari alternatif penyelesaian, dan sebagainya.

Sebaliknya, kecakapan yang memiliki kecenderungan penurunan kebutuhannya paling drastis adalah routine cognitive tasks. Ini adalah jenis kecakapan mental yang sangat jelas aturannya. Biasanya, aturannya sudah dapat dijabarkan dengan diagram alir if-then-else atau jika-maka-jika tidak.

Semua hasil penelitian tersebut akan hancur jika tingkat pemahaman siswa hanya diukur dengan nilai yang diperoleh dari UN. Soal UN sudah nyata terlihat adalah soal-soal kognitif rutin hanya akan membentuk generasi dengan pola nalar yang MANDUL. kemandulan ini disebabkan karena mereka hanya kan menunggu contoh dan mengerjakan soal-soal sesuai dengan contoh yang diberikan.

Ayo bapak/Ibu guru matematika..... ubahlah cara memfasiltasi siswa belajar matematika di kelas. Mereka akan hidup pada jaman yang penuh tantangan, berbeda dengan kita yang sudah akan menjadi penikmat saja. Meraka memerlukan ilmu bagaimana memecahkan masalah yang mereka hadapi...

CHAYOOOO... matematika......
CHAYOOOO... nalar anak bangsa.....

Rabu, 20 April 2011

Siswa Takut Salah Ngerjakan Soal, Tidak Takut Melanggar Ajaran Agama

Beberapa waktu yang lalu, saya mengajar di kelas yang sangt special. Dikatakan special karena kelas ini hanya terdiri dari siswa, 5 putri dan 4 putra. Dari keempat siswa putra tersebut, 3 siswanya rajin tidak masuk kelas (bahkan yang satu kabarnya sudah keluar). Walaupun sering tidak masuk sekolah, mereka masih dekat dengan saya. Saya tidak mempermasalahkan mereka masuk atau tidak. Hal ini saya lakukan sebagai pendekatan saya dengan mereka. Biarlah mereka tidak suka dengan matematika, tapi masih mau ngobrol dengan guru matematika.

Pelajaran matematika merupakan pelajaran “luar angkasa” di lingkungan tempat saya belajar. Tidak ada gambaran sama sekali dalam benak siswa saya, palajaran apa matematika itu? Mereka menganggap untuk bisa matematika mereka harus terbang dulu ke angkasa. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi buat kita yang tinggal di Indonesia.

Pada waktu itu, saya memberikan soal tentang limit tak hingga suatu fungsi. Soal yang sudah menjadi PR tersebut akan dibahas pada kesempatan kali itu. Dengan kondisi siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran luar angkasa, bisa dipastikan, tidak satu pun siswa yang maju untuk mengerjakan di papan tulis. Walaupun begitu, saya msih bersyukur karena semua siswa (8 orang) masuk semua.

Semua saling menunjuk, saya diam saja. Perbuatan biasa bagi orang-orang yang tidak bisa. Saya dekati satu-satu persatu siswa saya. Perilaku yang pasti dilakukan adalah menutup buku mereka seraya berkata “tidak bisa pak....”. Kebiasaan siswa di Indonesia...

Saya langsung duduk di belakang, satu baris dengan 2 siswa yang rajin tidak masuk sekolah tersebut (dua siswa tersebut duduk satu bangku). Saya biarkan mereka pada kebingungan. Mucul suara dari siswa yang duduk di samping saya. “Pak, saya maju yach”, kata suara itu. “Maju aja”, jawabku. “Nanti salah”, balasnya. “Mang sapa yang nyalahkan”, kataku. “Ya....(diam) takut salah pak” jawabnya kemudian.

Dari percakan yang singkat tersebut, otakku seraya memperolehbahan renungan. Mengapa dia takut salah dalam ngerjakan soal? Mengapa dia tidak takut ALLOH kalau dia mabuk? Dia sering mabuk, sudah terkenal satu kampung. Bahwa anak-anak itu kalau tidak masuk sekolah, biasanya melakukan “pesta” meriah mereka.

INIKAH HASIL PENDIDIKAN YANG SAYA BERIKAN? Inilah renungan terakhir saya. Anak-nak takut salah dalam ngerjakan soal, tetapi mereka tidak takut dalam berbuat salah dalam kehidupan. Mereka takut kepada gurunya, tetapi tidak takut sama ALLOH. Mereka malu kepada teman-temannya jika salah ngerjakan soal, tapi tidak malu kepada ALLOH yang selalu mengawasinya setiap saat.

Subhanallooh.... saya belum bisa menjawabnya semua. Semoga aja waktu membantu saya dalam menjawab renungan ini.