Minggu, 27 November 2011

Pendidikan Karakter, Mungkinkah???

Dunia pendidikan Indonesia pada tahun 2011/2012 kayaknya mempunyai program spektakuler. Program yang sangat ambisius dengan berbagai alasan normatif yang sangat diidam-idamkan oleh masyarakat luas. Berbagai pelatihan untuk pendidik dilakukan dengan materi yang 90% sama, baik di tingkat Provinsi, Kabupaten maupun tingkat sekolah (MGMP).

Pendididkan Karakter sangat membahana di bumi Pendidikan Indonesia. Hilangnya ciri khas manusia Indonesia kayaknya mau diobati oleh para pendidik. Pendidik diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia seperti para pendahulunya. Sebut saja Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol dan para pejuang yang GAGAH dan BERANI MATI membela negara Indonesia. Yang terakhir, Bung Karno, manusia Indonesia yang diakui kharisma di seluruh daratan bumi ini. Bung Karno dengan kalimatnya "GAYANG MALAYSIA" membikin merinding bulu kudu manusia di negeri jiran. Bung Karni dengan cita-cita, "BERIKAN AKU 10 PEMUDA, AKAN KU KUASAI DUNIA" menjadi ancaman serius bagi negara-negara yang pongah pada saat itu.

Akankah terwujud harapan itu??? kayaknya masih jauh dari kenyataan, betapa tidak, masih banyak masalah moral yang belum beres di antara para pendidik sendiri. Pekerjaan sebagai "pendidik" menjadi rebutan banyak orang, sehingga berbagai cara dilakukan untuk memperoleh perkerjaan tersebut. Untuk mendapatkan "posisi" yang nyaman, diperlukan kompromi-kompromi khusus yang dilakuakn oleh oknum yang bermental BEJAT. Untuk mendapatkan pendapat yang banyak, berbagai proyek menjadi rebutan agar rekening pribadinya GENDUT.


Tidak sedikit pendidikan yang hanya mau beresnya saja dalam mengurus administrasi kepangkatannya. Dengan kepangkatan yang tinggi, dia akan menjadi "raja" baru untuk merampok dana-dana yang dikucurkan pemerintah. Mungkinkah karakter bangsa akan terwujud oleh pendidik seperti itu????

Kamis, 24 November 2011

Benderanya Masih MERAH PUTIH koq....

Mau tahu Indonesia itu kayak apa? Jawabannya hanya satu, kunjungilah Indonesia seutuhnya. Kalau mau tahu Indonesia hanya melihat BALI maka akan terlihat Indonesia kaya akan budaya dengan ketentramannya. Jika mau tahu Indonesia hanya pergi ke JAKARTA, maka akan terlihat Indonesia itu (kayak) negara maju, gedung bertingkat tinggi dan megah, tetapi kemacetan dimana-mana. Tapi Jika melihat Indonesia sampai ke daearah pelosok, contoh pedalaman Kalimantan, maka akan terlihat Indonesia seperti negara-negara di Afrika.

Tanah luas yang hanya ditumbuhi alang-alang membuat orang menempuh perjalanan di jalur itu merinding. Betapa tidak, suasana sepi dan hanya ada satu jalan saja antar saatu kota dengan kota yang lain. Jarang ada orang yang berpapasan dan jarang rumah penduduk. Jika terjadi sesuatu, maka sudah pasti bisa diterka, bantuan akan datang 2 sapai 3 jam baru datang.

Pada saat pertama kali melalui salah satu jalur yang seperti di atas, saya tertegun, jalan seperti kawah gunung Bromo dan Gunung Tangkuban Perahu berjejer rapi bagaikan ada pawai kawah gunung pada saat itu. Tidak mudah seorang sopir mengendalikan kendaraannya agar penumpang bisa menikmati perjalanan. Kejenuhan demi kejenuhan akhirnya mengumpul menjadi satu, sehingga otak ini mengeluarkan pertanyaan nyeleneh, APAKAH INI MASIH WILAYAH INDONESIA? kalau IYA, APAKAH INI YANG DINAMAKAN NEGARA YANG SUDAH MERDEKA dan MENDAPAT GELAR NEGARA BERKEMBANG???

Iyah..... saya yakin Presiden dan wakilnya serta manusia-manusia yang asyik duduk di kursi empuk kantor menteri dan gedung DPR belum pernah lewat jalur itu.... Satu yang meyakinkan saya bahwa jalur itu masih masuk wilayah NKRI, BENDERAnya masih MERAH PUTIH walau sudah suluh dan bagian ujungnya sudah compang-camping dimakan angin....

Indonesia ku.......... maafkan aku tak bisa memberikan yang terbaik untuk mu....

Rabu, 16 November 2011

Behaviorisme: Pengkondisian Bukan Pemaksaan

Salah satu teori pembelajaran adalah Behaviorisme. Teori pembelajaran kuno ini mulai terkikis oleh jaman. Seperti pada bidang politik, nasib teori ini tidak jauh berbeda. Ketika "penguasa" baru terpilih dan berkuasa, maka nasib "penguasa" yang lama tidak menentu, dihujat, atau bahkan dianggap sebagai biang keladi semua permasalahan yang ada.

Munculnya teori-teori baru dalam bidang pembelajaran, Behaviorisme mulai menuai "kambing hitam" dari jegagalan pendidikan di negeri ini. Mulai dari objek penelitiannya yang menggunakan hewan sampai pada pengaplikasiaannya di lapangan yang salah oleh oknum-oknum yang mengaku ahli pendidikan/pembelajaran.

Behaviorisme dianggap sebagai biang keladi tidak majunya pola pikir rakyat di negeri yang telah dijajah lebih dari 350 tahun ini. Rakyat yang setiap harinya menikmati berita "pembodohan" dari media-media miskin ilmu semakin terpuruk pada landasan yang paling bawah. Sinetron pembodohan, pemberitaan kriminal yang buat merinding bulu kudu, dan berita korupsi yang bikin ngiler penikmatnya menjadi santapan setiap saat.

Sebetulnya semua itu adalah teknik yang dilakuakn oleh para peneliti Behaviorisme. Mereka melakukan pembiasaan pada objek penelitiannya. Mereka tidak melakukan kekerasan/kriminal pada objek penelitian. Mereka tidak memberikan contoh yang membodohkan pada objek penelitian.

Seharusnya kita memberikan teladan yang baik. siswa di sekolah hanya sekitar 3 jam saja (yang efektif), sedang mereka bisa samapi lebih dari 5 jam berada di depan televisi dengan pengkondisian yang sempurna. Sedangkan di sekolah, siswa mendapat pemaksaan untuk menjadi manusia yang berilmu dan bermutu.

Semoga menjadi renungan semua yang peduli pada generasi penerus bangsa ke depan.

Selasa, 08 November 2011

Kegagahan Sang Ayam JAGO

Dalam hidup, siapa yang tidak ingin terlihat gagah dan menjadi perhatian orang lain. Banyak orang yang menghamburkan uangnya demi meraih kegagahan yang diinginkannya. Mulai dari memoles mahkota (rambut) sampai ujung kukunya. Semua dilakukan demi mendapat pujian dari orang lain. Kegagahan yang diinginkan merupakan kegagahan yang bersifat sementara alias tidak kekal. Kegagahan yang diraihnya adalah kegagahan yang dunia saja.

Seekor Ayam Jago akan terlihat gagah ketika dia memiliku cengger dan jalu yang mantab. Mahkota ayam jago(cengger) yang terlihat merah merekah dan berdiri tegak bagaikan mahkota emas sang raja. Sedangkan jalunya akan nampak seperti pedang sang ksatria tanpa tanding. Bulunya terlihat mengkilap nampak seperti baju baja sang pangerang perang yang sedang bertempur di medan perang.

Mungkin seperti itulah keinginan banyak manusia biar terlihat gagah. Perbedaannya adalah ayam jago mendapatkanya tanpa perlu datang ke salon atau pusat skin care atau tempat lainnya alias GRATIS diberikan cuma-cuma oleh ALLOH SWT, Sedangkan manusia harus menghabiskan uang yang cukup banyak dalam memperolehnya.

Kemarin, ketika saya melihat Ayam Jago tanpa EKOR, ternyata semua kegagahan ayam jago hilang tanpa bekas. Sang ayam jago seperti ayam BANCI yang tidak bisa berbuat apa-apa (tidak bisa pergi ke SALON untuk memasang EKOR palsu). Ketika salah komponen kegagahan pada ayam jago, ternyata mengakibatkan semua komponen yang ada tidak ada artinya. Ada sebuah pelajaran yang berarti dari hilangnya EKOR ayam jago tersebut.

Ketika manusia hanya memperhatikan kebutuhan dunianya, maka sebetulnya dia tidaklah gagah seperti apa yang diharapkan. Masih ada kebutuhan rohani yang perlu diraih untuk mencapai kesempurnaan. Ada peringatan dalam mencapai kebutuhan rohani tersebut. JANGAN TERJERUMUS PADA TATARAN FISIK. Ketika manusia memenuhi kebutuhan rohaninya pada tataran fisik, dia akan mengalami kebosanan dalam beribadah........

Saudara qu... Ayo selalulah belajar untuk beribadah yang benarrr....

Aliran Sesat Bermula Dari ILMU SESAT

Aliran Sesat, dua suku kata yang membuat bulukudu merinding dan tegak berdiri. Jika mendengar kata tersebut maka yang ada di benak ini adalah sekumpulan orang yang berbuat salah dalam melaksanakan "ritual" suatu agama. Aliran sesat yang akhirnya ini semarak dibahas adalah AHMADIYAH. Aliran membuat beberapa orang muslim menjadi berang karena dibikin resah dalam kehidupan beragama. Hal ini disebabkan anggota AHMADIYAH mengaku orang Islam tetapi pelaksanaan ibadahnya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Keadaan ini menjadi kacau ketika semua diselesaikan dengan cara anarkis. Banyak korban fisik yang jatuh "bergelimpangan" karena membela masing-masing pendapatnya. Aliran yang dipimpin LIA EDEN juga merupakan aliran yang dinyatakan sesat oleh MUI.

Gus Dur, manusia yang diberi predikat sebagai bapak liberal, menuai getahnya gara-gara pendapatnya yang dipublikasikan di media massa. Gus Dur dengan gaya santai berpendapat bahwa yang tahu sesat atau tidaknya suatu aliran ini adalah ALLOH SWT. "Gitu saja kok repot", dengan nada cuwek membuat panas dan merah telinga orang yang spaneng dalam menanggapi sesuatu. Gus Dur.... Gus Dur.... Gitu saja kok repot sih....

MUI yang selama ini menangani kasus ALIRAN SESAT juga menuai banyak kritikan. Banyak yang berpendapat bahwa MUI kurang sigap dalam melihat situasi yang sedang berlangsung di masyarakat. Keterlambatan MUI dalam memberikan FATWA terhadap beberapa ALIRAN SESAT yang ada mengakibatkan masyarakat mengambil tindakan sendiri dalam menangangi ALIRAN SESAT tersebut.

Apa penyebab timbulkan ALIRAN SESAT? tak lain adalah pemahaman dan penafsiran ilmu yang sesat. Kelebihan AKAL yang dikaruniakan oleh ALLOH SWT kepada mahluk yang bernama manusia tersebut membuat manusia leluasa dalam menafsirkan segala sesuatu. Manusia yang mengandalkan AKAL dalam perbuatannya akan terjerumus dalam keterSESATan yang abadi.

Sebut saja ALIRAN KORUPTOR, manusia-manusia pelaku korupsi sebetulnya telah menjadi pengikut ALIRAN yang bernama ALIRAN KORUPTOR. Aliran ini sebetulnya merupakan ALIRAN SESAT gara-gara ILMU EKONOMI yang dipelajaran dengan tujuan untuk kebaikan bersama ternyata disalahgunakan untuk kebaikan pribadi (individu) atau golongan. Akan tetapi Aliran ini tetap saja JAYA di BUMI INDONESIA ini.... Koruptor...Koruptor.... Kapan engkau akan sadar..........

Oleh sebab itu, hati-hatilah dengan ilmu yang sedang kita pelajari, jangan sampai kita mensesatkan ilmu yang kita pelajari...........

Jumat, 04 November 2011

Belajar Dari Anak Usia TK

Ilmu bisa berasal dari aman saja, Sebut saja pengalaman saya yang satu ini. Kemarin sore, ketika saya berkunjung ke tetangga untuk minta air akan memasak, saya disambut oleh anak tetangga itu yang masih berusia sekitar 4 tahun (kalau info dari ibu, kurang dari 4 tahun). Sang anak marah-marah karena dibangunkan tidur dan disuruh mandi. Sang anak melempar yang ada didekatnya. Dapur yang bergandengan dengan tempat istirahat keluarga langsung berantakan.

Setelah agak reda, sang Ibu mengajak bocara anaknya dengan nada menggoda, "Mang gitu yang di ajarkan guru tadi pagi ya...." kata sang Ibu. Si anak diam saja dan memainkan barang yang masih dipegangnya. Disusul oleh sang Ayah mengajak bicara si anak, "Tadi, Ais blajar menyanyi pak Joko..." kata si Ayah. TK di pedalaman ini terkenal dengan materi pelajaran yang "HEBAT". Betapa tidak, anak seusia TK telah diajarkan operasi penjumlahan dan pengurangan samapi bilangan puluhan. Padahal anak usia TK itu masih masa bermain.

Ketika mendengar anaknya diajar menyanyi, saya menjadi terkejut (aneh... sesuai yang benar malah mengejutkan, ANEH atau LUCU). Kembali sang Ibu menyambung pembicaraan tersebut tersebut dengan beberapa kejadian yang terjadi di TK dan dibawa ke rumah. Ternyata yang paling mengesankan bagi sang anak adalah bahasa kemarahan SANG GURU. Si anak sering menirukan gaya guru marah mempraktikkannya di rumah. Sang Ayah dan sang Ibu menjadi murid dan si anak menjadi guru yang sedang marah.

"Ayah, ayo diam....", "Ibu.... Tangannya di atas meja", "Ayo anak-anak.... jangan ramai saja". Itulah beberapa bahasa yang sering dipraktikkan si anak di rumah. Sungguh menjadi apakah anak TK yang diajarkan dengan gaya seperti itu. Apakah itu Pendidikan Karakter dan Budaya Bangdsa yang mau di terapkan???

Chayo Indonesia...............

Selasa, 01 November 2011

Bahaya Western Attitude

Sudah lama saya tidak nonton acara TV (bahasanya pake "nonton acara TV" bukan "nonton TV" karena kalau nonton TV sudah tiap saat, tapi hanya TV-nya saja, g ada gambarnya). Kali ini ada kesempatan untuk menonton TV sampai pagi. Hal ini karena ada kegiatan MGPM dan ada fasilitas penginapan, TV dan listrik 24 jam (kalau dikampung listrik hanya 5 jam saja itu pun pada malam hari). Kesempatan ini tidak disia-siakan, kali ini TV malah yang nonton saya tidur. he he he he.......

Ada hal yang miris dalam perasaan dan pikiran ini. Setiap menonton iklan yang di tayangkan oleh stasiun TV, ada hal yang sudah menjadi kebiasaan, pola pikir, dan sikap yang sama. Hal ini mungkin dianggap sudah biasa oleh penonton TV yang tidak peduli dengan sikap generasi penerusnya.

Apa yang membuat miris hati dan otak tersebut? Hampir setiap iklan yang muncul ada gambar ilmuwan dari negeri barat. Entah diamengaku PAKAR, DOKTER AHLI, PROFESOR, atau yang lainya. Dengan berpakaian jubah putih dan gaya yang meyakinkan, mereka menjelaskan kelebihan produknya dilengkapi dengan logat bahasa Indonesia "pelo".

Apa kira-kira imbas bagi generasi muda? sikap pesimis untuk menjadi ilmuan. Muncul pola pikir "mengapa yang muncul di iklan hanya ahli-ahli dari barat? bukan orang Indonesia? berarti orang Indonesia tidak (belum) mampu untuk menjadi seorang ahli/ilmuwan?". Generasi penerus akhirnya akan menjadi penikmat produk-produk yang ditawarkan (memeng itu yang menjadi harapan produser produk tersebut). Mereka akan meremehkan produk Indonesia yang tidak memakai tenaga ahli dari barat.

Anjuran berbagai orang-orang terkemuka di negara ini akan menjadi sia-sia lagi. Padahal UKM yang ada di Indonesia cenderung menggunakan tenaga ahli dari dalam negeri dengan produk 100% asli Indonesia. Generasi penerus akan menjadi orang yang terjajah oleh iklan-iklan tersebut, padahal belum ada KEPASTIAN bahwa ahli yang ada di iklan tersebut adalah benar-benar seorang AHLI atau hanya seorang artis iklan yang dibayar untuk memerankan seorang AHLI dalam bidang tertentu.

AYO..................KITA PASTI BISA.............