Senin, 31 Oktober 2011

Mencari Ide Menulis Karya Ilmiah

Kewajiban guru pada akhir-akhir ini semakin berat. Guru diwajibkan untuk membuat karya tulis ilmiah. Karya ilmiah bisa berupa hasil penulisan, artikel, resume, atau kajian kritis. Kewajiban ini harus bisa dikuasai oleh guru mulai sekarang karena pada tahun 2013 aturan ini sudah diterapkan. Tuntutan ini membuat kelabakan sebagai besar guru, terutama guru yang sudah menerima predikat guru berSERTIFIKAT. Guru yang "terpaksa" menerima predikat tersebut mencari cara bagaimana membuat karya ilmiah yang mudah.

Bagaimanakah cara mudah? Banyak widyaiswara (WI) yang mengajarkan untuk membuat karya ilmiah dengan melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). PTK yang adopsi dari negara luar tersebut diterjamahkan dalam berbagai versi, sehingga antara satu WI dengan WI yang lain bisa saja berbeda penyampaian dan pemahamannya. PTK menjadi ujung tombak guru dalam meningkat profesionalismenya dalam memberikan pengalaman pada siswa-siswanya. Akan tetapi, "pengagungan terhadap PTK menjadi bumerang bagi pemahaman guru. Guru berpendapat bahwa PTK adalah satu-satunya cara untuk membuat karya ilmiah dan meningkatkan profesionalimenya. Hal ini seharus sudah bisa dideteksi oleh para pengembang keprofesionalismean guru.

Khusus untuk daerah pedalaman seperti tempat tinggal penulis, membuat PTK mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang paling utama adalah buku sumber atau literatur atau daftar pustaka untuk kajian pustaka dan memperkuat topik penelitian. Minimnya buku "bergizi" yang beredar di daerah pedalaman, seharusnya menjadi kajian bagi pemerintah dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. Jika hal ini ditanyakan kepada instruktur, maka jawabannya adalah MEMANFAATKAN INTERNET. Akan tetapi jawaban tersebut tidak memuaskan, hal ini disebabkan informasi di internet masih perlu dipertanyakan. Banyak sumber di internet yang belum valid karena isinya yang masih asal-asalan.

Hambatan ini menjadi penyebab hambatan pokok manusia yang profesional, yaitu mencari ide tema yang akan dibuat karya ilmiah. Ide akan muncul jika seseorang sudah mempunyai banyak informasi baik yang diperoleh dari membaca atau dari pengalaman pribadinya.

Ayo perbanyak infomasi agar IDE MENULIS KARYA ILMIAH mudah didapat!!!!!!!!.......

Minggu, 30 Oktober 2011

Metode CERAMAH Masih Nomor 1

Berbagi pembaharuan dalam dunia pendidikan akhir-akhir ini dilancarkan dengan dahsyatnya. Mulai dari calon guru (mahasiswa Kependidikan) samapi dengan guru senior dilatih untuk menjadi tenaga pendidik yang PROFESIONAL. Pendidikan dan latihan menjadi ajang proyek para pembicara dan para pesertanya. Sedangkan hasil yang dibawa pulang hanyalah sekitar 10% saja.

Menagapa hanay 10%? Setiap mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan, setiap ada pertanyaan terkait dengan kebijakan pihak dinas maupun sekolah (KS), maka jawaban yang diberikan adalah itu tergantung pada pimpinan yang bersangkutan. Hal ini memperlihatkan bahwa masih banyak missconception maupun misscomunication yang ada antara keidealan dengan pelaksanaan di lapangan.

Yang lebih parah lagi, sejak lama mahasiswa kependidikan maupun guru dicekoki berbagai metode pembelajaran yang kabarnya konstruktivis, lebih modern dan lebih yahuiiiiiiiiiiii.......... Akan tetapi, pada pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, pembicara hampir 100% menyampaikan materinya dengan metode caramah, yang kabarnya merupakan metode pembelajaran kuno, kadaluarsa, dan sudah tidak layak lagi.

Dalam waktu 30 menit, mata ini sudah mau tertutup saja.... MAAF kan pak guru ini anak ku.......... Saya telah membuat sekolah seakan-akan tempat untuk tidur saja.... semoga saya bisa mengaplikasikan ilmu yang saya dapat dari pematari yang tidak konsisten ini.....

Jumat, 28 Oktober 2011

Belajar Untuk BERKOMPROMI

Salah satu syarat wajib untuk menduduki kursi "empuk" bagian fungsional dalam setiap "organisasi" adalah masa bakti dalam waktu tertentu. Aliran pikiran positif berpendapat bahwa dengan masa bakti tertentu tersebut, colan fungsionaris tersebut telah mendapat ilmu yang layak untuk menjadi orang-orang penting. Modal "ilmu" tersebut akan menjadi jaminan bagi keberlangsungan dan kemajuan organisasi. Ilmu atau berbagai pengalaman yang telah di dapat selama masa bakti menunjukkan keloyalan terhadap organiasi dan memberikan kepercayaan banyak orang untuk memilih "dia" menjadi seorang pengurus/fungsionaris.

Aliran pikiran negatif berpendapat bahwa masa bakti memberikan kesempatan kepada calon fungsionaris untuk mendapat "ilmu yang tidak beres". Memang pada kenyataannya, berbagai ilmu bersliweran di sekitar kita. Entah itu ilmu yang baik maupun ilmu yang tidak baik. Apa ilmu tidak beres yang telah diperlajari dalam masa baktinya? Ilmu BERKOMPROMI. Ilmu ini menjadikan organisasi seakan-akan maju tetapi sebenarnya lemah. Lihatlah organisasi yang bernama Republik Indonesia ketika dipeagang pemimpin oleh pemimpin bernama SOEHARTO. Organisasi tersebut terlihat berkembang bahkan sudah maju, akan tetapi setelah sang pimpinan turun, bayi yang belum lahir saja sudah menanggung hutang.

Dalam organisasi yang lebih kecil, ilmu BERKOMPROmi harus dikuasai dengan baik. Jika tidak menguasai ilmu terbut, maka akibat yang fatal siap menghempas organisasi yang dipimpinnya. Ilmu kompromi yang paling dahsyat dalam bidang keuangan. Dalam era kapitalis ini, uang sudah menjadi segalanya. Uang bisa menjadi pelicin lantai, uang bisa jadi sumpal mulut, uang bisa mengobati mata merah menjadi mata berwarna hijau. Uang juga bisa jadi badai salju, bisa jadi gelombang tsunami atau menjadi lahar panas dari gunung nomor satu di dunia yang meletus.

Rakyat yang di bawah ini yag menerima ampasnya. Semua sudah dikompromikan dan semuanya telah habis tinggal ampasnya. Hanya Ikhlas Beramal saja yang menjadi dasar mereka untuk menerima semua........ Semoga semuanya BAROKAH.... walau telah tinggal ampasnya.