Selasa, 24 Mei 2011

Kiamat 20 - 12 - 2012 Menggunakan Hitungan Matematika

Ada-ada saja topik untuk menyegarkan urat mata malam ini. Disaat browsing tentang karya ilmiah matematika, berbagai situs berebutan untuk menampakkan diri dan meminta untuk di pijet (baca: klik). Tak ayal lagi, mata yang sudah tinggal 7,5 watt ini dipaksa untuk melakukan kontraksi sampai 60 watt (menurut informasi 60 watt ukuran normal untuk mata yang sedang dipakai belajar). Berbagai bahasa pun muncul sampai otak ini bingung memilih dan memilah huruf untuk dirangkai menjadi kata-kata yang penuh makna.

Beberapa hari yang lalu (masih bulan Mei 2011) saya dihubungi oleh teman dari tanah seberang sana (pulo Borneo) melalui sms. Dia bertanya, "Pak, gimana hitungan kiamat tanggal 20-12-2012 menggunakan rumus Matematika?". Karena teman ini sukanya usil sama teman yang lagi menikmati kebahagian, saya jawab aja dengan sekedarnya, biar dianggap masih memperhatikan teman yang lagi ada di pedalaman hutan tropis.

Ternyata dia memaksa saya untuk menjawab pertanyaannya. Langsung saja saya jawab "tambahkan aja bilangan 1 sampai dengan 2012, nanti sampean dapat angka ajaib." Ternyata dia masih tidak puas juga. Akhirnya saya biarin aja sms-nya, tidak saya jawab. Beberapa menit kemudian datang lagi sms ke HP saya. Ternyata murid saya mengirim SMS dengan pertanyaan yang sama. Sang murid memang terkenal pandai dalam berhitung. Nasibnya lebih tragis lagi, sms murid tersebut tidak saya gubris sama sekali.

Malam ini (tepatnya dini hari kali yach...) saya mendapat video youtube yang menjelaskan perhitungan kiamat menggunakan rumus "matematika" dan diperoleh tanggal 20-12-2012. Kata matematika saya kasih tanda petik karena saya belum pernah menemukan rumus aneh tersebut. Beberapa keanehan (mungkin ketidakkonsistenan atau malah ketidakvalidan) rumus tersebut adalah :
1. mengapa n = 0? jika n = 0 akibatnya 0 pangkat 0 hasilnya adalah tidak terdefinisikan,sehingga tidak akan menghasilkan apa-apa, sedangkan pada video tersebut 0 pangkat 0 hasilnya 1 (salah)
2. bagaimana jika n = 1; n = 2; n = 3; atau untuk n yang lainnya? ==>> akan diperoleh tanggal dan tahun yang berbeda-beda, apakah kiamat akan terjadi beberapa kali?
3. pada hitung tersebut, tepatnya pada baris ketiga, secara tiba-tiba muncul 9 sebagai pembagi 20122012, mengapa bisa seperti itu? mengapa tidak dibagi 2, 3, 4, atau 7 atau berapalah....

Saya kurang tahu apakah pembuat video tersebut sudah paham akan aturan-aturan yang ada pada MATEMATIKA atau hanya sekedar mencari sensasi saja. Banyak kejanggalan-kejanggalan yang tidak bisa saya tuliskan tetapi bisa saya sampaikan secara lisan, dan hal ini tidak mungkin di blog saya sangat sederhana ini.

Satu keyakinan saya, Kiamat urusan ALLOH, kita sebagai hamba hanya bisa nrimo. Yang penasaran dengan video tersebut silahkan cari menggunakan bantuan abah GOOGLE dengan kata kunci kiamat-2012. Selamat pagi Indonesia ku....

Catatan dari MTD (Malang Tempo Doeloe) VI - 2011

Udah 6 tahun acara akbar kota Malang ini diadakan. Malang Tempo Doeloe merupakan acara tahunan yang akan selalu yang akan didambakan oleh setiap pencinta acara jadul. Betapa tidak, acara yang menyajikan kisah-kisah kalsik jaman dulu mempunyai kesan tersendiri. Dari makanan, minuman, sajian, pertunjukkan, pakaian,.... pokok e semuanya deh....

Saya kurang tahu, MTD keberapakah saya tidak hadir untuk meramaikan acara kabar kota Malang ini. Yang jelas pada edisi ke-6 ini, saya "terpaksa" datang utnuk mencicipin nuasa klasik Indonesia. Saya diajak murid-murid SMA Surya Buana untuk bersama-sama hadir dan mencari sesuatu yang baru.

Tak ayal lagi..... ada sesuatu yang menggetarkan hati ini. Nggak tau apa itu.... Semua terasa mengalir mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Tak terasa, aliran itu berlanjut ke aliran air mata. Saya sendiri kaget, ada dengan saya???? Saya menjadi ingat teman-teman seperjuangan yang ada di pulo sebrang sana, pulo Borneo. Sejak saya pulang tanggal 7 Mei 2011 kemarin, saya mendapat kabar kalau listrik desa mati dan kampung menjadi gelap gulita. Melihat lampu teplok yang dinyalakan oleh beberapa stand (stand ESIA, yang saya lihat udah nyala), saya tambah haru dengan teman-teman di Desa Terawan, Kab. Seruyan, Kalteng. Ternyata di Malang kejadian ini terjadi pada jaman dulu, pada kenyataannya, di bumi pertiwi yang lain, masih terjadi pada abad ke-21 ini, tepatnya tahun 2011. Jamannya sudah Android n Ipod n Ipad....

Ketika melewati salah satu panggung pertunjukkan, beberapa anak muda dengan berbagai model pakaian, melakukan tarian dan melatih pengunjung yang mau tahu tarian tersebut. Tarian tersebut saya lihat seperti tarian dari tanah Arab. Teringat otak pada kejadian-kejadian yang dialami kang A. Fuadi ketika menuju Kanada. Bertambahlah rasa haru itu dalam dada ini. Emmmmm............ mengapa jadi kayak gini.

Dulu ketika MTD-MTD sebelumnya, semua saya rasakan dengan sukacita. Ada sebuah kebanggaan yang menyatakan bahwa sekarang Indonesia sudah MERDEKA dan ada pernyataan, "goodbye jaman dulu, semua kesusahan mu g akan pernah aqu rasakan di jaman yang sudah berperadaban ini". Tetapi ternyata tidak, Indonesia belum merdeka seutuhnya. Kemerdekaan Indonesia masih parsial dan perlu usaha keras agar kemerdekaan seutuhnya bisa tercapai.

Siapakan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia seutuhnya??? yang jelas tidak mungkin orang-orang yang memikirkan bagaimana cara mengeruk uang negara demi mengisi saldo-saldo tabungan/deposito mereka. Baik pihak pemerintah maupun dewan tidak ada niatan baik untuk kemerdekaan Indonesia seutuhnya. Hanya segelintir orang yang mau berjuang, yang notabene, mereka orang-orang kecil yang tidak punya suara secara nasional... Kapan Indonesia Merdeka Seutuhnya??? bandingkan aja dengan MTD, kalau masih ada wilayah Indonesia yang kayak MTD, berarti Indonosia belum MERDEKA....

Jumat, 20 Mei 2011

Rusaknya Pembelajaran Matematika Di Sekolah

Matematika merupakan pelajaran yang melatih nalar berpikir orang yang mempelajarinya. Bagaimana jika nalar itu tidak dimiliki setelah belajar? Jawaban yang jelas dan pasti adalah orang tersebut belum berhasil dalam belajar matematika.

Di dalam kelas, seorang guru seharusnya mampu menjadi fasilitator bagi siswanya untuk berlatih nalarnya. Sudah bukan jamannya lagi seorang guru hanya memberikan latihan soal tanpa makna (tidak melatih nalar siswa). Dengan demikian siswa akan benar-benar menjadi manusia yang siap bersaing dalam era globalisasi ini.

Mengapa harus nalar? Iwan Pranoto, dosen Matematika IPB menjelaskan bahwa tim gabungan antara Departemen Tenaga Kerja AS, Massachussets Institute of Technology (MIT), dan Universitas Harvard, melakukan sebuah studi bersama untuk memahami kebutuhan kecakapan untuk masa depan. Peneliti Richard Murnane (Guru Besar Bidang Pendidikan Universitas Harvard) dan Frank Levy (Guru Besar Ekonomi Urban MIT) mendata kecakapan-kecakapan mana yang memiliki kecenderungan meningkat dan menurun kebutuhannya.

Satu kecakapan mental yang memiliki kecenderungan kebutuhan meningkat paling besar adalah expert thinking. Kecakapan mental expert thinking ini tepatnya adalah kecakapan memecahkan masalah yang belum ada jawabnya berdasarkan aturan atau rule-based solutions. Ini adalah jenis kecakapan mental untuk memecahkan masalah yang belum ada rumus pintas untuk menjawabnya.

Guna menumbuhkan kecakapan mental itulah, peran pembelajaran Matematika di abad ke-21 menjadi sangat penting. Melalui pembelajaran Matematika di sekolah, kita juga berharap anak-anak kita menyuburkan sikap yang mendukung expert thinking, seperti tak gampang menyerah, gigih, menikmati proses pemecahan masalah, ingin tahu, percaya diri dalam bermatematika, senantiasa mencari alternatif penyelesaian, dan sebagainya.

Sebaliknya, kecakapan yang memiliki kecenderungan penurunan kebutuhannya paling drastis adalah routine cognitive tasks. Ini adalah jenis kecakapan mental yang sangat jelas aturannya. Biasanya, aturannya sudah dapat dijabarkan dengan diagram alir if-then-else atau jika-maka-jika tidak.

Semua hasil penelitian tersebut akan hancur jika tingkat pemahaman siswa hanya diukur dengan nilai yang diperoleh dari UN. Soal UN sudah nyata terlihat adalah soal-soal kognitif rutin hanya akan membentuk generasi dengan pola nalar yang MANDUL. kemandulan ini disebabkan karena mereka hanya kan menunggu contoh dan mengerjakan soal-soal sesuai dengan contoh yang diberikan.

Ayo bapak/Ibu guru matematika..... ubahlah cara memfasiltasi siswa belajar matematika di kelas. Mereka akan hidup pada jaman yang penuh tantangan, berbeda dengan kita yang sudah akan menjadi penikmat saja. Meraka memerlukan ilmu bagaimana memecahkan masalah yang mereka hadapi...

CHAYOOOO... matematika......
CHAYOOOO... nalar anak bangsa.....