Minggu, 15 Agustus 2010

Kreativas Dadakan

Kreatif dan inovatif, itulah hal yang terpenting yang harus dimiliki oleh seorang guru. Ilmu kreatif fan inovatif itu tidak pelajaran khusus di sekolah maupun di bangku kuliah. Kedua hal tersebut terbentuk dengan sendirinya. Pengalaman, mungkin itulah yang menjadikan tingkat kreativitas dan cara berinovasi seseorang berbeda-beda. Yach... pengalaman adalah guru yang terbaik. Memang sih, ilmu itu tidak hanya ada di bangku sekolah atau diperguruan tinggi. Ilmu itu sebetulnya BERSERAKAN seperti sampah yang banyak di sekitar kita. Karena seperti SAMPAH itulah, akhirnya kita biarkan ilm-ilmu tidak dimanfaatkan dengan sebaiknya.

Mengajar di tempat yang cara hidupkan seperti kota tetapi pola pikirnya masih dangkal ternyata ada manfaatnya juga. Ini adalah pengalaman temen ku yang mengajar di TIK pada kelas 9. Kemarin dia bercerita kalau dia diberi tugas dadakan untuk mengajar kelas 9 pelajaran TIK. Wuihhh... kalau masalah keilmuah TIKnya sihhhh nggak jadi masalah, tapi gimana cara ngajarinnya????

Sekolah ku itu blm ada fasilitas komputer sama sekali, kalau pun ada, gimana mo memanfaatkan, wong listriknya aja adanya sore ampek malem jam 11 aja. Emmmm.... tapi karena target pembelajaran tidakbegitu tinggi, ya... temen ku tenang-tenang aja jadinya...

Tidak dilarangnya siswa membawa hapi ke sekolah dimanfaatin temen ku untuk dijadikan fasilitas pebelajaran TIK. HP yang dipunyai siswa-siswa qu lumayan canggih-canggih. Walau kebanyakan made in china, tapi dengan kelengkapan fasilitasnya menjadikan temen qu bernapas lega.

Ditambah dengan fasiltas pinjaman yang lain, leptop pinjam dan card-reader hasil temuan g sejanga di tempat buku, temen qu ngajarin browsing dan mindah file dari leptop ke micro-chip. Hasilnya cukup membuat pembelajaran berjalan lancar dan SANGAT BERMAKNA. Selama ini, pembelajaran TIK hanya difasilitasi 1 leptop aza. Sehingga siswanya antri untuk melihat presntasi guru.

Semoga pengalaman ini bisa menjadikan stimulus kretivitas aqu dan temen2 yang laen untuk slalu berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran.

Jumat, 13 Agustus 2010

Kebanggaan Semu

“Berlibur” di tanah jawa adalah harapan bagi ku, bukan karena aqu dilahirkan di tanah jawa, tapi di jawa memang lebih banyak ilmu modern yang bisa aqu pelajari. Kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ku di kota Malang tidak aqu sia-siakan untuk menjelajah keilmuan yang belum aqu jamah. Banyak pengalaman baru yang aqu dapetin saat ini, tidak itu saja, temen baru pun aqu banyak peroleh. Dari hubungan yang terhubung bagai benang ruwet, maupun hubungan yang terjalin sepeti benang layangan yang sedang mengudara.

Teman lama pun aku kunjungi satu per satu, teman yang belum aqu tau rumhnya aqu cari dan aqu temui dia. Wuih... Seru lah pokoknya!!! Ha ha ha.... tapi bagaimana dengan tugas di UM??? Ntar kalo dah waktunya, pasti selsai lah...itu pikir ku.

Rejeki aqu dapetin dari banyaknya teman yang tau kalo aku sedang di jawa. Ada temen yang minta bantuan untuk memberikan tambahan belajar ma murid-muridnya. Sempat membuat ku bimbang, apakah tidak membebani aqu nantinya??? Karena dipaksa terus dan aqunya mikir, ini kan rejeki (ha ha ha..) jangan ditolak. Aqu pun ndampingi murid-murid temen ku itu tuk belajar matematika. Predikat “GURU ANEH” pun aqu dapetin dari murid-murid “baru”ku tersebut. Aqu g tau napa banyak melihat aqu sebagai orang yang aneh, malah guru yang aneh.

Yach... aqu g mau membedakan antara guru dan murid, aqu cenderung menganggap murid ku seperti temen, g lebih dan g kurang. Aqu dekat sama mreka, bahasa qu jua mirip mereka, aqu ingin tau seperti apa mereka sebenarnya. Aku ingin tau apa aja mreka dapetin dari instansi yang bernama SEKOLAH. Aku ingin tau ilmu apa saja yang sudah mereka kuasa dari instansi KELUARGA yang sudah mendarah daging mualai sejak kecil.

Menurut pengamatan ku selama ini, KELUARGAlah yang membentuk mereka seperti yang sekarang ini. Hal ini disebabkan karena KELUARGA memberikan ilmunya tidak berhenti pada pengisian OTAK, tetapi HATI mereka juga diisi denga nutrisi-nutrisi yang dipunyai KELUARGA. Kalo nutrisi itu bagus buat sang anak, maka anak tersebut akan menjadi murid yang baik di SEKOLAH, begitu pula sebaliknya. Tetapi mengapa anak di KELUARGA bersifat baek, tetapi di SEKOLAH bejat??? Itulah hal-hal yang tidak diketahui oleh orang tua. Orang tua merasa sudah memberikan yang terbaik, tetapi sebetulnya mereka mengurung singa yang kelaparan di dalam kandang baja. Sehingga ketika anaknya keluar rumah, dia akan menjadi beringas dan lepas dari kontrol.

Aqu tidak ingin sekolah menjadi PENJARA bagi generasi penerus bangsa. Aqu ngin ngasih kebebasan yang terarah, kesempatan untuk berkreasi dan berinovasi yang terkontrol dengan rasa kemerdekaan di hati mereka. Aqu g ngin mereka hanya bisa hitung-hitungan tapi tidak tahu makna ada yang terdapat dalam hitungan tersebut.

Contoh sederhana adalah ketika aqu mengajar menghitung volume bola. Murid-murid bisa dengan cepat bisa menyelesaikan 5 soal, padahal aqu blm mengajarkan rumus volume bola. He he he... hebat kan murid ku???? Karena mereka udah dapet rumus itu di SD. Tapi ketika aqu memberikan bola yang terbuat dari plastik dan meminta untuk menentukan berapa volume bola tersebut. Aqu sangat kaget, hampir bersamaan mereka menjawab, TIDAK BISA!!! Wah.... bisa-bisa mereka dimarahin ama salah satu kandidat PILPRES tu... yang punya motto BISSSAAAA!!!!

Yach... itulah pendidikan kita saat ini, masih banyak sekolah yang mengajarkan materi pelajaran tanpa MAKNA. Ada lagi materi yang perlu disadari oleh guru, bahwa pelajaran itu akan MEMBUNUH kreatifitas murid-muridnya. Dari pengamatan ku selama menjadi guru, hampir semua siswa di sekolah menyelesaikan hitungan perkalian menggunakan perkalian bersusun. Tidak hanya di Jawa, siswa di Kalimantan tengah pun menyelesaikan hitungan perkalian menggunakan TEKNIK BERSUSUN. Tidak jauh beda dengan teknik-teknik berhitung lainnya, mereka melakukan dengan cara yang sama.

Penyeragaman cara berpikir seperti ini akan membahayakan masa depan mereka dan negeri ini. Negeri ini tidak akan menerima cara berpikir yang heterogen dalam menyelesaikan masalah. Dan barang siapa yang berbeda, bisa jadi dia kan DISINGKIRKAN untuk selama-lamanya.

Semoga buku paket yang digunakan murid di sekolah lebih bisa membentuk karakter generasi penerus bangsa untuk menjadi pemimpin yang selalu kreatif dalam menyelesaikan masalah dan berinovasi untuk membangun negeri ini. Sehingga akan menjadikan Indonesia yang berjaya...

Tidak ketinggalan, murid les ku juga tidak menyia-nyiakan kepulangan ku ke Jawa. Mereka menghubungi ku tuk minta les lagi. Weleh weleh weleh .... rejeki tu g kan kemana ya.... (sombong dikit boleh dunx..) lagi-lagi karena dipakza, aku pun nuruti, paling tidak untuk memotivasi dia aja. Satu kali pertemuan langsung diitung 4 jam.... wehhhh... mabuk aqu ngelesi dia, yang bosen les bukan muridnya, tapi malah guru yang jenuh. Ngelesi hanya duduk dan bengong aja. Muridnya ngerjain soal-soal sampai 4 edisi gak ada kesulitan.... wuihhh... pinter emang dia.

Panggilan mendadak membuat qu mengerutkan dahi. Sang murid minta les karena dia masuk semifinal olimpiade sain, dan dia kebagian pelajaran matematika. Mampus aku.... stok soal ku udah abis, semua buku ku ada di Kalimantan. Dengan setengah hati aqu berangkat ngelesi, lagi-lagi niatnya hanya untuk memotivasi dia aza.

Alhasil... dia masuk final dan juara I, wuihhh... hebat....

Sapa yang hebat??? Gurunya, guru lesnya, orang tuanya, atau anaknya???? Bingung aqu menentukannya. Yang jelas dia mengatakan kalo dia tetep mau les ma aku n kalo bisa aqu jangan balik dl ke Kalimantan, wehhh... iki yo aku seneng, tapi tanggung jwab ku tuk ndampingi anak-anak Kalimantan e....

Patut kah aqu bangga atas bimbingan ku terhadap dia??? Aqu g tau, yang jelas, kl aku bangga pada diri ku, itu adalah kebanggaan yang SEMU.